Ini pengalaman jadi penerima tamu. Eits, meski penerima tamu
identik dengan acara-acara pernikahan, tapi bukan itu yang gue maksud di
tulisan ini. Gue jadi penerima tamu saat teman-teman terbaik gue main ke
Palembang. Kenapa Palembang? Karena memang sekarang gue tinggalnya di kota
pempek itu (kan ada di profil gue). Loh, memangnya gue dulu tinggal dimana?
Hehe..ceritanya panjang, tapi singkatnya, gue adalah penduduk asli Sumatera
Selatan, dan gue pernah kuliah di Bogor, dimana gue ketemu temen-temen gue
tadi. Dan setelah selesai kuliah, gue kebetulan kerja di Palembang.
So, here I am now, in Palembang, The Venice of Indonesia.
Sebenarnya kedatangan teman-teman gue ini udah lumayan lama,
bulan Mei lalu di tahun ini (2011). Ceritanya pun sudah tergambar dalam
foto-foto yang jumlahnya (Alhamdulilah) cukup banyak, ada sekitar ratusan foto
(Waduh! bikin habis memori pokoknya, hehe..). Meski foto-foto itu udah cukup ‘berbicara’
tentang anything happened that moment, tapi gue rasa ga ada salahnya gue
menambahkan sedikit narasinya. Ya, meski udah agak terlambat, tapi daripada
ditunda lagi di tahun-tahun depan, atau ga dibuat sama sekali, coz' this story
is too good to be forgotten.
Sekedar intermezzo, waktu itu pertama kalinya teman-teman gue main ke Palembang. Berhubung gue udah sering ke tempat mereka di Jakarta, jadi kali ini giliran mereka yang mengunjungi daerah asal gue. Sebenernya gue sendiri kelahiran Prabumulih, sebuah kota kecil berjarak dua jam perjalanan dari Palembang. Gue maunya mereka bisa main ke kampung halaman gue di Prabu. Tapi karena waktunya ga banyak, dan mereka juga belum pernah jalan-jalan ke Palembang, mungkin lain kali ajalah. Sementara gue juga belum lama tinggal di Palembang, jadi gue sempat bingung ntar mereka mau diajak kemana aja? Masa cuma diajak ke Mall-mall lagi, di Jakarta juga banyak, lebih gede dan lebih bagus malah. Tapi akhirnya gue pikir, lihat aja gimana nanti. Yang penting ngumpulnya dulu, masalah tempat, biar ketemu sambil jalan.
Rencana kedatangan teman-teman gue ke Palembang sudah ada
sejak awal tahun. Sebabnya baru direalisasikan di bulan Mei, bukan hanya karena
jadwal yang belum cocok satu sama lain, tapi juga karena bujetnya yang agak
lama baru terkumpul (jujur deh!). Oya, temen gue itu ada dua orang, Agus dan
Bayu. Mereka berdua kerja di tempat yang berbeda. Jadi saat itu yang agak susah
adalah gimana menemukan waktu yang cocok, yang kosong buat kami bertiga. Memang,
rencananya mereka ga terlalu lama ada di Palembang, tapi tetap aja ga semudah
itu milih tanggal yang pas untuk ambil cuti.
Pada akhirnya mereka berdua bisa nyocokin jadwal yang
kosong di pertengahan Mei. Tapi justru saat itu malah gue sang penerima tamu
yang ga bisa ambil cuti. Akhirnya dipilih hari yang deket-deket weekend,
supaya paling ga gue masih bisa ajak mereka jalan-jalan keliling kota Palembang
di hari sabtu dan minggunya. Kebetulan hari seninnya adalah ‘Harpitnas’, karena
hari selasa kalendernya merah. Jadi meski
gue ga bisa ambil cuti, tapi gue cuma 'terpaksa' ninggalin mereka untuk kerja
satu hari aja. Eh, memang nasib berpihak pada kami, karena ternyata ada kebijakan di kantor gue (di kantor-kantor
lain juga) yang membolehkan di ‘Harpitnas’ itu untuk libur, alias cuti bersama
(Alhamdulilah yaa..). So, ada sekitar empat hari free, gue bisa menemani mereka liburan
di Palembang
Lanjut ke : Welcoming My Best Friends (Dari Mesjid Agung ke Kambang Iwak)
Lanjut ke : Welcoming My Best Friends (Dari Mesjid Agung ke Kambang Iwak)
0 komentar:
Post a Comment