
Setelah masuk usia sekolah, gue makin hobi baca. Buku-buku bukan sekedar untuk dibolak-balik dan diliat gambar-gambarnya aja, tapi tulisannya dibaca juga. Emang sih pada usia itu gue cuma bisa baca kalimat-kalimatnya tanpa benar-benar menyerap maknanya. Gue paling semangat kalo bisa menemukan kata-kata baru, dan gue akan langsung nanya artinya ke orang yang lebih dewasa. Melihat tulisan yang banyak ga pernah bikin gue pusing meski waktu itu gue masih kecil banget. Justru makin banyak yang gue baca akan makin banyak pula yang bisa gue tanyain ke orang lain. Ga jarang ada kata-kata yang mungkin belum bisa atau belum pantas diketahui artinya oleh anak kecil tapi gue udah tanyain (kata apakah itu??). Wajar aja sih, karena waktu itu gue udah suka baca 'Intisari' dan majalah sejenis itu. Entah gimana bingungnya orang tua dan saudara-saudara gue waktu itu supaya bisa jelasin semuanya ke gue. Tapi itulah anak kecil. Karena keingintahuannya yang sangat besar, jadi terkesan agak bawel, tapi gimanapun orang dewasa harus tetap sabar memberikan pemahaman yang benar kepada anak kecil, daripada mereka cari pemahaman di tempat lain, kan.
Begitu sukanya gue baca, maka kadang gue bisa baca sambil melakukan aktifitas lain. Gue bisa baca sambil makan (atau makan sambil baca?), baca sambil denger musik, baca sambil tiduran (pastinya bukan sambil tidur nyenyak ya, gue belum menguasai tingkat keahlian setinggi itu), baca sambil nonton tv (maksudnya baca saat acaranya lagi break/iklan), baca sambil naik kendaraan umum, etc. Tapi pastinya gue ga pernah baca sambil jalan kaki. Selain bahaya karena bisa nabrak sana-sini, gue juga ga berani ambil risiko nyasar. Kan ga lucu kalau gue tadinya mau jalan ke warung makan tapi malah sampe ke toko buku (Eh, tapi jadinya bisa ketemu banyak bacaan dong! Hehe..).
0 komentar:
Post a Comment